Puisi : Arca Dalam Kerikil



Di ambang subuh ini :
aku menjenguk khabar hati
lukisan abstrak wajah mu
tergantung di mana mana
hingga ku rasakan
seperti kau benar ada
bernyawa dalam denyut hitam mata ku

Aku berkelana sendirian
kisah mu bergelendangan
di hiruk pikuk nafas ku
padu renungan mu
bersatu dalam getar ku
pecah seribu panahan mata mu
tika pandangan bertentangan luru
silauannya menusuk kantung kalbu ku

Ku tarik bidai silam ku
ku sapa tiap kenangan
ku belai segala rajuk
terasa ada luka yang berkulat
berpepat lerat dalam perat waktu
ku tarik kuping yang berkeping
ku lihat masih ada darahnya
mengalir masuk ke urat nadi ku
hingga terasa ngilunya luka itu
dukanya menyiat isi perasaan ku

Sejenak :
ku lewati kamar hati ku
kemasnya baldu cinta ku
bagai tiada pernah menerima tamu
ku lihat masih terukir nama mu di situ
mencerap lemas nafas nafas rindu
ku renung
ku sentuh
hingga sayu menggerigi kalbu
rapuh perasaan ku dirempuh pilu

Ku cecah lantai hati ku
rintik rintis tangis ku
membasahi reruang waktu
lenjun aksara aksara cinta ku
acapkali kuyup kisi kisi kalbu ku
dingin kaku kamar hati ku
menggigil sejuk perasaan ku
hingga rindu dilihat membeku

Melutut aku di situ
dihadapan cinta ku
merintih pilu
tidaklah mampu aku buang
apa yang kian memburuk
apa yang telah membusuk
hingga berderai tangis ku
menjerit hiba batin ku
kecewa pun bertamu
trenyuh berteku

Ku kunci kamar hati ku
ku bakarnya dengan bara asa ku
telah ku tampal nota di pintu
bertinta api berpena abu
pada mereka yang pingin beradu

Maaf..
cinta ku umpama pohon semalu
dilihat hati bagai ingin mendekat
didekat hati bagaikan terpikat
disentuh tiada apa yang kalian dapat
melainkan duri nya yang melekat lekat...

Dinihari :
aku sudah tenat mengumpul harap
berpalinglah aku selamanya dari mu
telah ku titip pesan di telinga kalbu
bila cinta menggetas rindu
bila rindu menguntum pilu
bila pilu menguntai hati ku
beristighfarlah :
Astaghfirullah
Cukuplah bagi ku kini
Hanya Allah yang Maha Agung
Tiada lain di dalam hati ku kecuali Allah
Nur Muhammad s.a.w selamat diatasnya
Maha benar tiadalah yang dapat memahami derita hati ku selain dari Allah
Maka sesungguhnya kepadaNya sahaja layak aku berserah dan menyerah kalah...

Sayang ku :
dalam pencarian ini
aku sudah sampai ke puncak pasrah
ku pahat cinta ku yang halus itu menjadi  arca
ku bentuk rindu ku yang mulus itu menjadi replika
semoga kau berbahagia dan hidup aman selamanya
di samping insan insan yang kau cinta dengan tulusnya...

Amin ya rabbal 'alamin...


Misa Melayu,
Jun 2011

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Puisi : Arca Dalam Kerikil"

Post a Comment