Puisi : Gelisah

Dalam kehidupan,
aku acapkali ditawan
oleh mimpi- mimpi silam yang tak pernah sudah
terperangkap hatiku dalam gundah
terbelenggu jiwaku dalam gelisah
menjadi titik-titik kebekuan dalam perasaan
hingga nafas membelingkar rawan

Vilania :
bukan satu mainan
bukan juga satu harapan
juga bukan satu kebencian
dalam mencari susuk waktu
dia berkilau umpama berlian
menyimpan seribu misteri dalam ketakutan
pada setiap aturan demi aturan
dan silaunya membunuh perasaan!


Sahabatku yang paling ku sayang,
(Buat : Lisa)

Dalam berteman,
Dia yang paling menawan
senyumnya bagai melukis kota khayalan
bersama pigmentasi bayangan
malah warnanya cukup aman
mampir dalam lampiran yang mapan
membuatkan aku tidak pernah merasa kehilangan :)


Tentang dia yang aku cintai,
akhir akhir ini
hatiku tidak dapat diajak serta
kala perasaan membohongi kisah kisah duka
bahawa jiwaku tidak pernah sengsara
ketika aku menjadi pelarian cinta

Merenung warna- warna daun di Taman Atilia
aku duduk berteduh di bawah pohon Sequoia
membuatkan aku sedar dan tahu
hatiku kini hadirnya tanpa tenaga
saat ingatanku mencengkam gerak matamu
kalbuku bergetar menangkap sendu
dan rindu pun ku lihat menyatu
terbuai aku di situ
menghalusi jiwa apologetik dalam erotik!



Misa Melayu,
Ogos 2011

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Puisi : Gelisah"

Post a Comment